Ads

Pesan KH. Said Aqil Siraj Kepada Kader Muda NU

 


Nahdlatul Ulama menjelang satu abad atau usia ke-100 tahun, yang bertepatan pada tahun 2026 harus tetap berpegang teguh pada prinsip moderat dan toleran, terutama untuk anak-anak muda kader Nahdlatul Ulama. Demikian penuturan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj. Anak-anak muda NU jangan mudah terseret dalam cara berpikir yang liberal dan sekuler.


“Generasi muda NU, bagaimana pun, alumni mana pun, harus tetap berpegang pada prinsip tawasuth dan tasamuh. Moderat dalam hal apapun. Jangan sampai terdorong untuk berpikir liberal. Kadang-kadang intelektual itu mendorong seseorang untuk berpikir liberal,” ungkap Kyai Said.


Anak-anak muda NU untuk bisa menjaga cara berpikir moderat, harus selalu berpegang pada prinsip yang diajarkan oleh pesantren yang bersumber dari Kutubut Turats, maka ketika prinsip tersebut sudah kokoh tinggal dikembangkan secara kontekstual, namun tetap di bawah pengawasan Kyai.


“Jadi, cara berpikir (anak muda NU) itu dari pesantren, ala kutubut turats. Jangan sampai tertarik dengan rayuan-rayuan liberalisasi ataupun sekularisasi,” imbuh Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan itu. 


Kyai Said mempercayakan salah satu organisasi badan otonom NU, yaitu Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) untuk mengontrol anak-anak muda NU yang memiliki multidisiplin keilmuan. Dengan modal tersebut, kita akan mampu menghadapi era globalisasi dengan mendorong terus pendidikan nasional yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip tersebut.


Saat ini banyak pesantren yang telah mengkontekstualisasikan intelektualitas dan berpikir bebas dengan adanya diskusi-diskusi dan seminar, sehingga para santri menjadi kader yang mampu menghadapi tantangan dunia saat ini.


Corak Masyarakat Muslim Indonesia sangat beruntung hidup dalam keberagaman dan memiliki kebebasan berekspresi, sehingga bisa berpikir lebih maju kreatif dan inofatif. Umat Muslim di Indonesia banyak memiliki cendekiawan yang berwawasan luas dan terbuka seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Nurcholish Madjid (Cak Nur), bahwa mengenai pro dan kontra adalah hal yang biasa.


Demikian ini disampaikan KH. Said Aqil Siroj saat wawancara eksklusif "Lebih Dekat dengan KH. Said Aqil Siroj jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama", bersama tim NU Online pada Sabtu (18/12/2021).

Post a Comment

0 Comments