Ads

Dinamika Berorganisasi dan Pentingnya Tarekat


Istikamah dalam berkhidmah menjadi kunci keberhasilan dan kemaslahatan dalam perjuangan di sebuah organisasi. Dalam perjuangan mesti menghadapi berbagai tantangan dan kendala. Namun dengan konsistensi perjuangan akan mampu membawa perubahan sebuah organisasi ke arah yang lebih baik.

Dalam Surat Al-Balad menggambarkan bahwa sesekali dalam sebuah perjalanan pasti akan melewati jalanan yang menanjak dan terjal. Jalan ini akan terasa melelahkan dan membuat kita terengah-engah. Namun sebaliknya, jalan itu pasti memiliki ujung di mana ada jalan yang menurun.

Selain tantangan medan perjuangan, dalam berorganisasi pun tidak akan lepas dari berbagai dinamika internal. Berbagai macam sifat dan perilaku individu dalam organisasi harus mampu diolah untuk kebaikan bersama. Jangan sampai dinamika ini malah menjadi sebab mundurnya perjuangan.

Manusia hidup perlu komunitas sosial dan keberadaan seseorang yang dianggap penting dan sebagainya karena dia berkelompok. Manusia tidak bisa hidup sendiri dan dia bukan siapa-siapa ketika sendirian.

Tarekat sebagai Solusi

Saat ini tarekat dapat menjadi solusi dari sifat manusia yang semakin cinta dunia. Tarekat menjadi solusi untuk kembali melihat sisi substansi dari eksistensi manusia di tengah pola kehidupan manusia saat ini yang cenderung komplek serta mementingkan dan melihat aspek materi keduniawian.

Tarekat itu penekanannya kepada isi atau substansi. Hadirnya Tarekat dapat menyeimbangkan serta menyadarkan kita untuk tidak ekstrem mencintai dunia dan melupakan akhirat

Jika seseorang memasuki hutan belantara atau mendaki gunung harus memiliki jalur atau jalan yang sudah terbukti sampai ke tujuan atau puncaknya.

Kita perlu pawang (sosok yang mengarahkan dalam hal ini mursyid Tarekat) untuk mendaki gunung atau hutan agar kita tidak tersesat. Sehebat apapun orang harus memiliki pengarah untuk mencapai puncak.

Bagi kelompok yang menilai bahwa bertarekat tidak ada tuntunannya dan menganggapnya sesat, mereka melihat posisi tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Mereka hanya melihat dari logika syariat, bukan logika hakikat atau substansi. Sama seperti ketika ditanya kenapa Nabi Adam dan Hawa keluar dari surga; yang logika syariat menjawab karena memakan buah khuldi, namun secara hakikat, bisa saja terjadi karena memang Allah sudah mendesain mereka untuk menjadi penduduk bumi.

Banyak jalan menurutnya yang bisa ditempuh untuk menuju Allah SWT. Dan Tarekat memberikan jalan kepada manusia melalui wasilah mursyid untuk menuju Allah.

Manusia terdiri dari jasad dan ruh, asupan makanan penting bagi keduanya. Jika jasad membutuhkan makanan lahir untuk terus menjalankan fungsinya, maka ruh pun juga membutuhkan makanan batin untuk tetap menjalankan tugasnya dengan baik.

Dahaga spiritual sering dirasakan manusia dan ini terkait dengan ruh yang merupakan substansi dari jasad.

Kalau ada oplet yang menabrak yang ditanya oleh polisi adalah supirnya bukan opletnya. Supir inilah ruh dari oplet tersebut.

Post a Comment

0 Comments